Sunday, July 3, 2011

Islam Itu Mudah dan Dipermudah

Satu perkara yang dapat membahagiakan seorang muslim adalah adanya kemudahan dan toleransi dalam syari’at islam. Karna dalam syariat islam ini sangat dimudahkan dan sangat penuh kasih sayang Allah kepada umat manusia. Ingat bahwa Allah pun mengampuni dosa – dosa orang musrik , apalagi dangan dosa – dosa kita sebagai orang muslim tentunya. Namun yang baiknya adalah kita selalu berbuat sesuai dengan anjuran ( syari’at ) islam.  Ya walau kadangkala sedikit susah bagi kita untuk melakukan hal ini. Tapi bukan kah kita dipermudah dan dimudahkan  daripadanya.
Dalam islam ini sebenarnya agama yang penuh toleransi tinggi didalamnya.
Baiklah kita simak yah beberapa keterangan tentangnya;
Firman Allah :
“Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah”, (QS. taahaa:2)
“Dan Kami akan memberimu taufik kepada jalan yang mudah “ (QS. Al a’laa:8)
“... Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu , dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini,,,,.” (QS. Al haaj:78)
Dengan kita hidup memenuhi syari’at islam pastinnya akan membawa kita dalam kesejahteraan dan pastinya akan membuang segala beban bagi kita. Karena syari’at islam itu sebenarnya mudah dan dipermudah baginya.
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka . Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al  a’raaf:157)
Sesungguhnya agama itu mudah. Tidaklah seseorang membebani dirinya dengan ibdah yang diluar kemampuannya, melainkan akan menyusahkan sendirinya. Jadi, selalu lah kita untuk berbuat sebaik baiknya dalam wacana syari’at islam ini. Dan dalam beberapa aspek kehidupan juga bagi mereka yang mampu mengerjakan ketaatannya secara sempurna maka lakukan juga dengan sempurna dan bahwa mereka yang tidak memmilik dalam kesempurnaan bukan kah dipermudahkan bagi mereka untuk berbuat sesuai anjuran syari’at untuk taat kepada Allah. Allah tidak akan menghukum kita jika kita melakukan kesalahan tanpa disengaja, lupa .
Firman Allah :
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (QS. Al baqarah :286)





Dia Lebih Baik Daripada Aku

Merasa sempurna dalam segala hal itulah salah satu sifat kita sebagai manusia, seolah dengan keadaan yang lebih baik dan terbaik dalam ketaatan sehingga masalah yang biasa kadang dihubungkan dengan agama yang begini dan begitu. Degan ego yang tinggi juga kadang seseorang merasa dirinya sudah sempurna sepenuhnya dalam ketaatannya kepada Allah daripada orang lain. Padahal tiada lain Allah lah yang tau siapa hambanya yang lebih sempurna itu. Allah juga telah berfirman :
“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah Yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa.” (QS. An najm:32)

Perlu mengoreksi diri sendiri dan perlu menyadari kelemahan diri inilah sepatutnya kita lakukan daripada mencari kesalahan orang lain dalam beribadah. Kita kita tidak begitu mengetahui keadaan diri kita yang penuh kelemahan dan kehinaan dihadapan Allah menjadikan diri kita lebih senang mencari kekurangan orang lain dari pada kekurangan diri sendiri. Sebenarnya dalam hal ini adalah bertumpu pada hakikat akhlak kita masing-masing. Dengan akhlak seseorang ini akan merasa dirinya tiidak terlalu sempurna daripada orang lain. Hal inilah yang dinamakan jiwa seorang hamba Allah.
Terlalu banyak yang kita tidak ketahui dari keseluruhan nya ini yang membuat kita lemah dan tidak ada apa-apanya darripada orang lain. Maka, kita juga harus menyadari bahwa ketidak sempurnaan itulah hakikat dari diri kita. Dan kita juga dituntut untuk selalu mengoreksi diri sendiri dan selalu memperbaiki segala sikap kita. Sesungguhnya hakekat kita itu sangat lah lemah yang selalu terbawa dari sifat nafsu yang menyesatkan kita. Hal inilah sebenarnya ego yang memuncak diatas fikiran dan akal manusia.
Begitu juga kita dalam menghitung diri sendiri sebenarnya juga dituntut untuk membuat kebaikan dan introspeksi diri. Dan dibalik semua itu juga kkita diharuskan mengekalkan kewajiban kehambaan kita sebagai manusia kepada Allah yaitu berbuat kebaikan dalam bersikap positif. Banyaknya perbedaan diantara hamba-hamba Allah membuata diri kita harus memiliki sifat rendah diri.
Hakikat hati kita kepada keadaan orang lain seharusnya dalam hal demikian :
( dipesankan oleh ulama besar, Syeikh Abdul Kadir Al-Jailani )
“ Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinlah bahwa dia lebih baik daripada mu. Ucapkanlah dalam hatimu,”mungkin kedudukannya disisi Allah jauh lebih baik dan mulia.”
“ Jika engkau bertemu dengan anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu,” Anak ini belum bermaksiat kepada Allah sedangkan diriku telah banyak melakukan maksiat kepada Allah. Tentu anak ini lebih baik daripada aku.”
“ Jika engkau bertemu dengan orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu,” Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama diripada aku. Tentu dia lebih baik daripada aku.”
“ Jika bertemu dengan orang yang berilmu, maka ucapkanlah dalam hatimu,” Orang ini telah mendapatkan karunia yang tidak bisa aku dapatkan, mengetahui apa yang tidak aku ketahui dan dia mengamalkan ilmunya. Tentu dia lebih baik daripada aku.”
“ Jika engkau bertemu dengan orang yang jahil, maka ucapkanlah dalam hatimu,”Orang  ini bermaksiat kepada Allah karena dia jahil ( tidak mengetahui ) sedangkan aku bermaksiat kepada Allah yang padahal aku mengetahui akibatnya. Aku tidak tau bagaimana akhir dari umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik daripada aku.”
“ Jika engkau bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah dalam hatimu,”Aku tidak tau keadaanya kelak, mungkin pada akhir usia dia, akan memeluk islam dan beramal sholeh, dan mungkin bisa jadi pada akhir usiaku akan kufur dan buruk.”

Isilah Waktu Kosong


Seorang falsafah yang bernama BAZARJAMHAR mengatakan :jika suatu kesibukan akan mendatangkan pencapaian, maka kekosongan akan mendatangkan kekusutan.
Dengan kata lain : jika suatu kesibukan mendatangkan kesuksesan, maka kekosongan akan mendatangkan kegagalan.

Dari hal diatas ini lah menegaskan bahwa sesuatau pada diri kita harus meninggalkan segala kekosongan waktu yang menimpa diri kita dengan hal yang berguna. Sekarang kita lebih banyak menemui orang yang merenung diri dengan waktu yang lama untuk berdiam diri tanpa kesibukan yang degeluti seseorang. Kita menyadari bahwa banyak waktu yang terbuang percuma hanya untuk merenungi suatu masalah, membiarkan diri dalam kekosonggan  tidak rubahnya suatu nasib yang membawa kita dalam lamunan kosong yang sehingganya kita lebih banyak merenung dan berdiam diri tidak melakukan hal kesibukan dan memanfaatkan waktu untuk digunakan lebih baik mungkin.
Orang yang paling banyak merenung dan berdiam diri (tidak memanfaatkan waktu ) biasanya akan menjadi bahan desas desus orang sekitar dan menjadi bahan gossip karena orang yang tidak memanfaatkan waktu kadangkala fikiran mereka selalu berkhayal entah kemana fikiran nya pergi. Namun saat yang sangat membahayakan adalah manakala akal ini mati sehingga ia tidak bisa melakukkan apa- apa untuk dirinya.
Dalam sebuah penggambaran : bahwa hal ini adalah ibarat mobil yang berjalan dengan cepat tanpa adanya supir, hal ini akan memudahkan mobil itu mudah goyah kekanan dan kekiri sehingga menubruk semua apa yang disisi dan didepannya.
Jika dalam diri kita memdapati waktu yang kosong dan tidak diisi dengan hal yang mafaat maka bersiap-siaplah diri kita akan merasa gundah, cemas, karena dalam keadaan inilah jiwa dan fikiran kita akan menerawang dalam kegelapan masa lalu yang akan membawa kita terjebak dalam sebuah dosa. Dan akan menenggelamkan diri kita dalam masa yang belum tentu kita alami.Waktu kosong ini akan membunuh kemampuan kita secara perlahan, karena jika kita berdiam diri dalam kekosonga waktu akan mengakibatkan hal yang bisa membuat jiwa semakin stress.
Firman Allah S.W.T. :
“(yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur . (QS. Al muddatstsir:37).
“Dalam ayat ini maju atau mundur dalam berbuat kebaikan”
Rahasia dalam kesuksesan ini sebenarnya terletak pada mengisi stiap kekosongan waktu dan mengambil kesempatan yang diberikan Allah untuk memanfaatkan waktu untuk bertindak dan mengurangi waktu berfikir panjang, karena waktu ini sangat singkat untuk disia-siakan begitu saja.karena banyak orang saat ini tidak memainkan (mamanfaatkan) waktu sebaik mungkin yang sebenarnya hal ini lah orang menjadi sukses. Dan saat ini juga banyak orang yang tidak mengerti arti peranan hidup itu sendiri  dan seolah mereka hampir sama orang yang mati yang tidak mengetahui fungsi dari hidupnya yaitu untuk mengisi waktu .
Firman Allah S.W.T. :
“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya . Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" (QS. Al maidah:31)
Ayat diatas inilah agar kita bisa menoleh agar kita bisa berfikir positif dan tidak terbawa dengan sesuatu hal yang kosong yang membuat jiwa ini semakin rapuh. Karena  mengisi waktu kosong akan menyelamatkan diri kita dari fikiran fikiran yang bersifat negative, membuat jiwa kita semakin bahagia, karena hal ini akan menjalankan  peranan hidup.
Kisah UMAR BIN KHATTAB  r,a juga telah menyatakan perang terhadap semua bentuk kokosangan waktu ( penganguran, kemalasan). Bahkan beliau juga pernah menarik keluar para pemuda yang berdiam diri didalam masjid dan tidak melakukan apapun. Sehingga beliau berucap;”keluar kalian dan carilah risky”
Dalam hal ini ditegaskan jga bahwa beliau agar memafaatkan waktu untuk membuat sesuatu hal agar tidak menyiakan waktu sedikit pun.
Wahai kawan!!!!!
Bangkitlah mulai sekarang juga dan isilah waktu yang kosong dengan hal yang bermanfaat. Isilah waktu kosongan dengan tajamnya pisau kesibukan. Mulailah kerjakan sholat. Baca al qur’an, bertasbih, mengkaji, menulis, mengemas , dan berbenah untuk memanfaatkan waktu saat ini.
Lihatlah para petani, nelayan, dan para buruh kasar itu, mereka ceria walaupun mereka mandi dengan keringat dan teriknya matahari meski kadang air mata mereka korban kan demi suatu kesibukan. Karena kesibukan akan mendatangkan kebaikan.
Hindarilah oleh mu perbuatan bersendirian dan tidak melakukan aktifitas apapun, karena ha ini akan membuat fikiran menjadi keruh. Dan jangan lah hari- hari mu berlalu tanpa ada menfaat sedikitpun. Mulailah isi waktu yang kosong dengan hal yang lebih mendatangkan kebaikan.
diulas dari buku: jangan bersedih







Siapakah Yang Miskin


Orang yang miskin kadangkala kita mengecap orang itu adalah orang yang tidak memiliki apa- apa. Tidak mempunyai tempat tinggal yang layak atau lebih kita cap dengan hal itu bahwa orang yang miskin adalah orang yang tidak mempunyai dalam aspek keuangan. Namun yang sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh agama adalah miskin yang benar- benar miskin, yaitu lebih fakir daripada orang yang miskin atau yang kita kenal saat ini miskin nya iman. Inikah yang dikatakan miskin dari segi agama.

Sekarang kita banyak  menemui orang yang miskin hati nya daripada miskin hartanya, karena jika sesuatu miskin hatinya dengan keimanan mereka kadangkala menutup mata hati mereka untuk membuka lembaran harapan yang masih ada walau kesempitan sedang melanda dirinya.
Rasulallah bersabdah:
“Bukanlah kaya itu disebabkan banyak harta, tetapi kaya yang sebenarnya itu adalah kaya hati.” ( HR Buhari)
miskin dalam hal agama juga dikaitkan dengan merenungi diri dan tidak rubahnya ketabahan dan kekuatan iman yang menimbulkan hal inilah yang tidak mempunyai harga sekalipun baik di dunia dan akhirat. Dengan miskinnya keminan ini orang akan mudah putus asa dan mudah mengeluh pada dirinya sediri.Karena kemiskinan dari keimanan ini lah orang akan mudah terbawa dengan sikap yang membodohkan diri sendiri, merusak keadaan dirinya sendiri, yang akhirnya mengakibatkan dirinya semakin tenggelam dalam lumbung dosa- dosa.

Firman Allah S.W.T :
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni'mat yang banyak.” (QS. Al kautsar:1)

Ingatlah bahwa dunia ini diciptakan oleh Allah begitu luas. Kehilangan sesuatu bukan berarti kehilangan segala-galanya, putusnya cinta bukan berarti tidak mempunyai peluang untuk membentuk keluarga, kegagalan bukan berarti kita gagal menuai kesuksesan nanti, hilangnya sesorang bukan berarti kiamat bukan. Jadi, jangan lah persempit hati kita dengan hanya memfokuskan kita kepada masalah itu saja. Cobalah kita lihat diluar sana. Masih banyak peluang yang harus kita cari yang masih membuka pintu untuk kekayaan hati kita.  Bukankah Allah akan memberi kan dari pada sesuatu kehilangan dari pada kita itu digantikan yang lebih baik daripada yang telah hilang.
Hilangnya harta didunia, tidak menutup peluang kita untuk mencari RidhoNya karena kita masih memiliki harta ( keimanan) yang mampu menunutun kita dalam kesuksesan( karena kita selalu mentaati perintah Allah ).
Miskin disini adalah hilangnya keimanan kepada Allah, karena miskin keimanan akan merugiakan diri baik didunia walaupun  di akhirat kelak. Maka, sama-samalah kita melihat kembali kehidupan kita, kuatkan kembal keimanan kita, karena kita harus menyadari bahwa Allah menciptakan dunia ini sangat luas dan dipenui oleh rahmat-Nya disekeliling kita..
Firman Allah S.W.T ;
“ (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,(*)kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”( QS Asy syu’araa 88-89)




Nilai Diri Dengan Akhlak Mulia


Senang  hati rasanya andai kita mempunyai segalanya termasuk harta dan tahta yang membuat kita terpandang dimata masyarakat, dan kita juga dihormati dalam brmasyarakat karena kita tau bahwa kita adalah garis dari turunan yang  bisa di bilang ternama.Namun bagi kita harus menyadari bahwa  derajat kita bukan lah dilhat dari harta tahta bahkan garis turunun yang kita miliki ini, nilai takwa dan keimanan lah yang sebenarnya paling  tinggi kedudukannya di mata Allah dan dimata masyarakat, sebenarnya kita tau bahwa nilai takwa adalah no wahid dimata Allah. Namun, kita seolah menutup mata kita sendiri dari apa yang kita lakukan ini. Kita seolah menutup mata atas apa yang kita lakukan saat ini.

Disekitar kita kadang kita mengolok –olok teman sebaya mungkin karena kefakuman pribadi dalam pergaulan saat ini, dan kadang juga kita lihat berapa banyak orang yang dihinakan karena kemiskinan. Seolah saat ini yang menjadi peran utama adalah harta , kuasa dan nama di mata masyarakat ,, bukan sebuah takwa dan iman kepada Allah.
Firman Allah yang terkait dalam hal ini ;
“Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.” (QS. Al lahab:2)

“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, merekalah itu yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga). “(QS. Sabba’:37)




Jadi nilai diri itu sebenarnya terletak pada keluhuran budi pekerti dan kemuliaan sifat kita sendiri , bukan terletak pada harta dan tahta atau garis turunan.
Kemiskinan dan kelemehan bukan hambatan bagi kita untuk meraih prestasi yang baik,  yaitu untuk mencapai sebuah keungunggulan diantara manusia lainnya, maka bahagialah diri anda dengan apa yang anda miliki saat ini yaitu keimanan yang telah membuata anda bahagia ddengan impian yang telah dicapai, taqwa dan iman adalah nilai akhlak yang sangat terpuji.

Sungguh beruntunglah orang orang yang hidup dengan ketaqwaan unutk mendekatkan diri  kepada Allah itu , karena Allah pun telah menjanjikan  kenikmatan yang tiada tara di dunia dan akhirat kelak,  walaupun orang yang hidup dengan ketaqwaan sbagai utama jalannya menghidupi di dunia ini bukan harta yang menjadikan jalan utama nya untuk akhiratnya kelak.

Maka bersyukurlah wahai insan yang hidup dengan ketakwaan sebagai jalan utama mencari ridha Nya.

Firman Allah :

“Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan". (QS. Al maidah:100)

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling taqwa dari neraka itu,” (QS. Al lail:17)

“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa (disediakan) surga-surga yang penuh keni'matan di sisi Rabbnya. “(QS. Al qalam:34)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (QS. 98:7)

Padamkan Permusuhan Dengan Kebaikan

Mungkin inilah yang dinamakan hidup, berbagai problema selalu setia menemani langkah kita, ada orang yang sangat yang mencintai kita dan ada  juga orang yang sangat benci kepada kita, mungkin inilah yang namanya realita kehidupan . Kadang, hidup penuh semangat mana kala kita selalu bersama orang yang mencintai kita dan adakalanya hidup ini penuh dengan kebosannan manakala orang yang membenci kita selalu hadir dalam kehidupan kita .
sebuah gambaran kecil dan ringan yang mungkin ini dianggap sepele atau tidak berguna di mata kita yaitu tidak menuntut apa yang sudah menjadi hak seseorang yaitu ia mencintai atau membenci kita. Karena sebenarnya menuntut hak seseoarng agar ia mencintai kita itu adalah sebuah angan yang membuat kita terlena. Andai kita menuntut atas hak dia pasti kita akan dirasuki oleh sikap membenci atau pembalikan dari dendam( balas dendam).

Sekarang saat ini banyak orang yang tidak tau bagai mana menata hak- hak nya diantara pergaulannya itu yang menyebabkan kita menjadi musuh dan saling bermusuhan sesama sahabat sendiri. Jika hal ini diabaikan dan saling bermusuhan ini akan menyebabkan kerenggangan kita sebagai umat yang satu yaitu islam. Dalam hal ini hendaklah kita memadamkan api permusuhan yang telah terjadi diantara kita. Kita harus bisa memadamkan api permusushan yang telah terjadi diantara kita ini, Hal ini lebih baik untuk menentukan awal titik penyelesaian dari pemusuhan. Dan jalan yang paling baik adalah memaafkan dan kita menganggap tidak pernah terjadi.
Firman Allah S.W.T :
“Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al a’raf:199)
“,,,dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang .” (QS. An nur:22)

Mungkin saat ini kita tau ada sebuah pernyataan yang dengan terang – terangan mengejek menghina bahkan merendahkan kita. Di kehidupan seorang ( golongan umah) ada ciri hal yang sangat kita patut tiru yaitu selalu menguatkan ketabahan hati agar senantiasa terjaga dengan baik dan benar benar terjaga dari sifat permusuhan( karena kita anggap yang mencaci kita itu sedang mencaci tembok belaka). Dengan sebab ini kadang kita mendengar kata – kata yang tidak menyenangkan hati  maka kita pun tidak harus terburu  buru membalasnya semua itu, dan jika mendapatkan pujian maka jangan lah dengarkan pujian itu karena pujian itu kadang membuat keimanan kita berguncang.

Hal yang sangat baik dan dianjurkan dalam agama yaitu dengan cara menolak kejahatan dengan cara yang lembut. Karena hal ini akan menentramkan kita dalam menjalani kehidupan kita dari pada kita membalas permusuhan itu yang membuat kita semakin renggang menjauh dari kata damai dan persahabatan.

Firman Allah S.W.T :

“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. fushilat:34)

hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan {baik}.” (QS. Al furqan:63).

“ Jadikan permusuhan  menjadi perdamaian”.“Jadikan kekerasan menjadi kelembutan”.“Jadikan kelicikan menjadi kejujuran”.“Jadikan penindasan menjadi kebebasan”.

Memperbaiki Akhlak


“,,,Maka berlomba-lombalah kamu (dalam membuat) kebaikan.,,. (QS. 2  Al baqarah  :148)
Perlu mengejar nilai takwa ini mungkin tidaklah semudah membalikan telapak tangan kita, karena hal ini amat lah sulit dilakukan oleh kita terkecuali kita dipermudahkan oleh Allah untuk memberikan kemudahan pada kita pribadi. Penerangan firman Allah diatas menerangkan untuk kita selalu memperbaiki tingkah kita kepada Allah dan berlomba juga dalam ketakwaan .
Ramai pemuda saat ini telah hilang akalnya untuk perbaiki akhlaknya sendiri. Karena kadang mereka hanya asyik memperbaiki  apa yang tampak dilihat oleh orang lain saja yang berupa kesohoran dan kecantikan dan ketampanan rupa .tetapi tidak  memperbaiki akhlak yang sesuai untuk dirinya.seungguhnya seorang muslim itu adalah orang yang memiliki kemauan yang kuat dalam ketaqwaan untuk selalu memperbaiki akhlak  setiap harinya. Karena akhlak itu adalah kebaikan untuk dirinya sendiri yang akan membawa ketentraman dihati insan itu sendiri. Hal ini juga Rasulallah bersabdah :
“Maukah kalian aku beritahukan kepada kalian tentang siapa diantara kalian yang paling  aku cintai dan paling dekat kedudukannya dengan ku kelak dihari kiamat? Yakni, orang diantara kalian yang paling baik akhlaknya.”(hadist)
Hal inilah yang menjadi visi tersendiri untuk kemauan sosok muslim yang selalu memperbaiki akhlak. sesungguhnya  tidak ada orang yang dapat meraih ketaqwaan dan kaimanan tanpa memperbaiki akhlak itu sendiri karena akhlak adalah menggambarkan jiwa seseorang itu memiliki ketaqwaan dan keimanan dengan pasti, mereka akan mendapatkan kebahagian dari jalan ini (memperbaiki akhlak) . mereka tau bahwa dari hal inilah mereka berpegang teguh pada keyakinan untuk berbuat sesuai  tuntunan Islam.oleh itu, ianya akan selalu melaksanakan dalam ketaqwaan dan akan selalu bebuat kebaikan. Namun kadangkala keimanan juga mengalami pasang surut yang mengalami gejolak, kadang peningkatan ketaqwaan akan menabahkan keimanan dan memperkuata kayakinan pada hati untuk selalu memiliki akhlak yang sesuai dengan islam. Namun , bila ketaqwaan sudah mulai melemah, saat itu juga kadang akhlak sudah hilang yang menyebabkan kita lebih senang berbuat dosa dan tanpa ada kata menyesal. Hal ini sudah dijelaskan dalam firman Allah hadist Rasulallah .
“Sesungguhnya iman itu benar-benar mengalami kelesuan di dalam rongga (dada) salah seorang dari kamu seperti lusuhnya baju. Mohonlah kepada Allah SWT agar Allah memperbaharui iman yang ada di dalam hatimu”. (HR Thabrani)
“…. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembali(mu). (QS. Fathir : 18)
Memperbaiki akhlak ini tidak akan merugikan dan menghabiskan waktu anda . memperbaiki akhlak justru akan menambah penanaman keimanan yang lebih baik dan akan membahagiakan diri sendiri  dalam menguasai diri, anda tidak akan memperoleh kebencian dari orang lain dan anda juga tidak akan terancam oleh perlakuan yang keji dari kejahatan. (insya Allah )
“Sesungguhnya diantara  yang terbaik diantara kamu adalah yang paling baik akhlaknya.” ( HR Buhari )