Sunday, July 3, 2011

Sifat Rasa Malu

Malu bertanya sesat dijalan
Malu beriman hilang pedoman.
Tidak sempurna iman sesorang tanpa adanya rasa malu didalam diri insan. Penting lah sifat ini dipelihara didalam hati kita yang akan membahagian  keimanan kita. Sifat malu ini adalah sifat yang paling utama bagi seoarang muslim yang merupakan menjadi benteng dalam kehidupan seorang muslim. Sifat malu ini dikatakan menjadi benteng diri karena hal ini akan menjaga diri dalam kebaikan dan meninggalkan segala perkara yang bertentang dengan ajaran islam dan juga hal ini merupakan penghalang untuk mengikuti hawa nafsu yang bisa merusakkan akidah.
Dalam sebuah hadist disebutkan :
“Malu termasuk bagian dari iman dan iman itu tempatnya di surga. Sedangkan ucapan keji termasuk bagian dari tabiat kasar, tabiat kasar itu tempatnya di neraka” (HR. at Tirmidzi, Ibnu Hibban no. 1929, al Hakim I/52-53 dan Ahmad II/501, berkata Syaikh Salim, “Adapun hadits ini tetap shahih karena ada mutaba’ah/penguat dari Sa’id bin Abi Hilal dalam riwayat Ibnu Hibban”)
Betapa pentingnya menjaga sifat ini yang pastinya akan melengkapi keimanan seoarang muslim karena sifat ini adalah sifat yang memperindah jati diri dan akhlak untuk muslim. Lahirnya sifat malu ini adalah sejalan dangan perjalanan keimanan seorang muslim. Karena , sifat rasa malu ini tidak terpisahkan dengan keimanan. Dalam mimbar tausyiah juga disebutkan bahwa jika sifat malu sudah menghilang , maka berkurang lah keimanan seseorang.

Dalam hadist Rasulallah bersabdah:
“Sesungguhnya malu termasuk bagian dari iman” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sadar maupun tidak, saat ini sifat ini sudah mulai terkikis apabila makin banyaknya berita yang ditayang kan di TV penjuru yang memberikan berita tentang hal yang  kebanyakan hilangnya rasa malu itu, hal ini hilangnya rasa malu terhadap manusia dan Allah yang juga pertandanya lemah nya keimanan. NAMUN….NAMUN…NAMUN….NAMUN,,, seolah hal ini sudah dianggap biasa dan lumrah dalam kehidupan saat ini, seolah mereka memandang sebelah mata sifat ini yang sebenarnya sangat penting untuk menuju kesempurnaan iman seseorang.
Sifat malu ini sebenarnya sudah tertanam dalam setiap hembusan setiap insan, karena sifat malu ini sebenarnya tidak memerlukan tempat untuk singgahsan bak kerajaan yang mewah, hal ini adalah sudah fitrah diri manusia yang sudah tertanam bersama keimanan seseorang.Numun  kebanyakan kita lebih menjaga malu kepada manusia dari pada menjaga malu kepada Allah, dan jika tidak menjaga malu kepada Allah maka apalah jadi generasi yang akan datang,



Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al ‘araf:179)

No comments:

Post a Comment